Pada Setiap Malam

Akhirnya, kini setiap waktu menjelang tidur
adalah hal yang paling berbahagia
waktu dimana bisa ku tumpah ruahkan
segala penghabisan hari yang hampir lewat masanya

kutulis dengan pasti sosokmu
sang ratu tak bermahkota

kenyataan ini membunuhku
seperti tatapanmu yang beracun
mengeluarkan seluruh peluh hatiku
bekerja semakin keras

benar janji tak terhitung masa
hanya janji kita sendiri yang iri
menunggu untuk dirasai

ah, malam masih panjang sayang
sayangku...kau dimana?

*2013*

Tak

Teramat dalam rasa yang tercipta
karena satu pertemuan
jiwa ada karena kau memilikinya, kau tau?

dunia tak selebar atau sebesar yang kukira
masa kemarin saat kita bertemu dalam satu hal kecil
yang membuat getaran hebat dalam jemariku

jalan sempit terasa makin sempit di dada,
terlebih kau datang menanyakan hari yang membosankanku
pada haribaanku kau hadir dengan selendang sutramu

bayanganmu bukan kurasa di jiwa
yang penuh akan napasmu,
ini lebih dari sekadar gejolak
ini kiamat!

gerik lucu pada tumpang tindih detikku
ah sudah lewat harinya.
kukuatkan mental sembari membenarkan penampilanku

napas kian memburu
aku linglung akan masa depan
ku pegang tanganmu kuat
dengan niat tulus

belum sepatah kata keluar
tanganmu menamparku!
bukan tamparan wajah
melainkan kepada hatiku

tanda-tanda kegagalanku pada jari manismu itu
pantas kau diam

aku pergi, terimakasih puan
tatapanku kosong
melangkah jauh.

*2013*

Penghabisan?

Ini penghabisan, atau hanya ilusi semata?

*2013*

Egois

sekelebat saja ku ingin
hanya setitik kenangan ingin ku bagi denganmu
jiwa yang begitu rindu akan setiap hati yang manja
saat tawa tanpa perpisahan

jangan pernah kau ucap akhir!
ini penghabisan ku yang teramat
penghabisan yang tak selamanya ada

iba aku dengan pinta sangat
kenangan manis

hanya sekejap saja,
tolong hanya sekejap.

izinkan agar kurengkuh rasa yang sempat hadir

* 23 April 2013 *

Bermain?

kata yang bermain rasa, atau rasa yang dipermainkan kata?

* 21 April 2013 *

Emosi

emosi ini begitu sakral
karena logis yang salah

bukan karena rasukan setan
bukan karena tenarnya rasa
atau karena kesombongan diri.

emosi ini begitu sakral

Jakarta 21/April/2013

Jiwa yang haus

kapas didalam kabut, seperti jiwa yang haus perhatian...

* 21 April 2013 *

Hujan

Hujan yang kian melanda
kembali mengingatkan pada pertama
cerita yang ku mulai

kisah malam yang panjang
yang menggores tiap bagian
sudut rindu kamarku

senyumku tak ingin tidur
detak yang bekerja lebih
pada suasana yang serasa
hanya kau yang di sana

kesenangan oh kesenangan
yang tak pernah dipahami
oleh para pemaham arti kata

lain hujan kali ini
hujan ini berbau
tak indah tak mengindahkan
tak bisa dipegang dan dirasai
hanya bisa membasahi

kugesekkan besi ke permukaan
berharap bising mengalahkan luka
yang lelah dan terlelap
lupa sakit
lupa diri

Jakarta, 21/April/2013