Rabu, 03 April 2019

Empat-Empat ; Dua dan Empat

ada rindu yang pelan tertinggal di bilik kamar
mengudara dan melayang di setiap partikelnya
membius, menaikkan setiap syaraf indera tubuh
memaksa dan meminta lebih untuk dimanjakan

berlabuh kapal yang lama pergi
kenapa hendak berlabuh sekarang?
pergi kemana saja kisana berlayar?
tanyamu dalam tutur lembut dan menunggu

setiap perahu akan bermuara,
tidak ada perjalan maka tidak ada pengalaman
juga keyakinan, di sanalah kita berjuang
menguras setiap inci hati untuk kelak diisi

detik jam beralih, dan tahun pun berganti
memperingati gadis kecil menjelma pemberani

bukan gunung yang kau taklukan
bukan lautan yang kau kuasai
namun menghadapi ketakutan diri
yang perlahan jadi ajimat pelindung hati

gadis kecil beranjak dewasa
cukupkan diri setelah lama bertualang
maukah ia melangkah lagi
menaiki kapal yang kini kembali

tidak ada ucapan tulus kecuali dari hati
dan ini kata boleh kau pegang janji
karena kutulis dengan doa yang suci
berharap semua yang terbaik dapat diberi

Selamat dua-empat!

Jkt, 04-04-2019

Selasa, 19 Maret 2019

Fataromansa

Remang cahaya kamar
dan bayangmu yang meninggalkan candu
membiaskan mata, memunculkan sosokmu samar
aku tidak terganggu, aku hanya rindu.

Bebauan asap dan agak pengap khas kamar pria
semoga kamu tidak keberatan
biar nanti kusisakan ruang untuk kita berdua
juga dua cangkir teh, serta berbagai kudapan.

Malam masih menjelang
dan lili kecil baru akan memulai proses mekar
dan engkau, kemana hendak pergi?

baru sepertiga malam diselami
dan masih ribuan cerita ingin kubagi
serta ribuan tempat untuk disinggahi
tetapi bagimu bukan di sini.

keinginan adalah menemani
kebahagiaan adalah memiliki
keraguan adalah memahami
dan kesialan adalah kau yang hanya ilusi.

Jkt, 19-03-2019

Kemalangan Manusia

bulan direnggut paksa oleh jejaka
meninggalkan gelap di sisa malam
mengarungi jalan sepi tak bercahaya
ada apa dengan cerita kelam?

tanah basah berbau dan masam
sedikitnya meneriaki kemalangan
salah apa selalu dihujani?

ada filsuf merenung panjang dan dalam
sedang di sekitar mati tak tersisa, buat apa?
sedangkan kerinduan berbentuk cabang
menyentuhpun enggan dia bisa

seperti jasad yang ditinggal ruh
apa arti keberadaan kita?
hanya daging yang berkeliaran di bumi kah?
atau mati dikenang karena kebaikan?

yang manapun sama
semua tak ada kata kepuasan
atau sekadar meredakan dahaga
dari pelarian atas banyak pertanyaan.

Jkt, 27-02-2019

Titik Tanya

Remang, semua mengabur
segala hal yang mendesir dan memompa darah
berubah bentuk dan perlahan hilang
meninggalkan tanda sebuah kesalahan

cuaca berubah
sedikit dingin, kadang diselingi kabut
merasuk pelan dan meradangkan hati
menggigil dan pilu yang tersisa

ada sepasang anak manusia berlarian
mengejar impian yang mereka kepal erat
di tangannya diukir lambang pertanda janji
untuk hadapi diri dan segala yang menanti

jalan panjang semakin membentang
di kiri dan kanannya mengiring ketakutan
terjal dan curam
namun kesendirian adalah musuh sejati

angin topan tetiba menerjang
mendekat dan menghempas
sudikah masih berpegangan?
atau memang takdir bukan untuk mereka?

Jkt, 26-02-2019

Minggu, 30 Desember 2018

Pengakuan

Malam membuka cakrawalanya
Sinar jingga perlahan nampak
Tak lagi kulihat sendu
Tak lagi kurasa resah

Semua muncul dan tenggelam
Hadir dan menghilang
Tapi tidak dengan dia

Ingin kukasih rindu
Tapi sayang bukan miliknya
Jadi kukasih serdadu
Biar jaga setiap rima

Teguh janji kita pegang
Meski kadang nakal kau buat
Gelitik aku dengan gemericik
Dan merdumu yang tak bisa kuredam

Andai bisa kubawa kau terbang
Sayang sayap ini sudah ku lelang
Untuk saudagar yang jiwanya gamang

Andai kau datang lebih awal
Biar kukasih cuma-cuma
Jangan pergi, biar kutemani...

31-12-2018

Selasa, 25 Desember 2018

Antara Bulakan dan Pelabuhan Panjang


Jantung hati dan inti kemanusiaan
dua hal yang sering diuji oleh Tuhan
ketika kembali pada kesabaran
maka jiwa rebah pada kepasrahan

yang pergi dan menghilang
terbang dan mencari tempat tuk pulang
jika dengan tangis semua akan tenang
maka menangis dan lepas segala tegang

Dekat dan rengkuhlah, jangan dilawan
biar kami ikut topang segala kegelisahan
bak pohon pinus yang kuat menahan
segala mara yang datang menekan

Rindu dan doa yang terus berkumandang
menjadi tanda kasih pada yang disayang
semua tawa pasti terkenang
dan cinta, tak akan pernah hilang...

Bdg, 23-12-18

Senin, 17 Desember 2018

Luka-liku


Aku datang dengan duka
penuh luka yang tertancap dalam sukma
sudikah kiranya kau terima?
aku yang tersisa cuma kata-kata

Lebih tajam dari belati
tak wangi seperti melati
tak pantas untuk jadi
kado untuk pujaan hati

Merayap pelan jalanku
kurapal doa pelan-pelan
menghitung setiap alfabet yang ada
seperti kala ibu dahulu

Meraba kembali hidup
seperempat abad mungkin
penuh dosa
atau sekadar putus asa

Ribuan kata sudah kutinta
rapi dengan jarak yang sudah dicermati
siap ku kasih
bila waktu direnggut ilahi

Sudikah bila ku menetap
barangkali hanya sesaat
kalau boleh,
bersandar dari dunia.

About Me

Foto saya
Penggila laut, pegalau yang tak pernah kehabisan waktu